Latest News

Makam Menjadi Istana

Pada suatu hari, Haidar bermimpi bertemu dengan Tufail, sahabatnya yang sudah meninggal dunia. Ia bermimpi bahwa Tufail ini telah menerima istana di alam kuburnya.
Menurut istrinya, semasa hidup, suaminya istikamah memelihara anak yatim dan bersedekah.

Tufail, sahabat Haidar ini sangat gemar beramal dan memelihara anak yatim piatu.
Tufail juga dikenal sebagai orang kaya yang suka menolong tetangganya, serta tekun beribadah. Namun suatu saat, ia meninggal dunia dengan cepat, dan meninggalnya sehabis shalat Ashar.

Tepat di hari yang ke tiga puluh sehabis Tufail wafat, haidar bermimpi, ia tiba ke suatu daerah yang sangat indah. Dia berjalan di suatu lorong yang sangat panjang, dan di dalam lorong itu ia menemukan aneka macam macam daerah yang indah.
Lorong itu bagaikan istana yang terbuat dari emas.

Sayang sekali, gres beberapa saat ia berjalan, ia terbangun dari tidurnya,
"Wah, indah sekali lorong itu, istana apakah itu? Aku belum pernah melihat lorong sebagus itu sebelumnya," ungkapnya dalam hati.

Dan dua hari kemudian, saat Haidar tertidur sehabis seharian bekerja, ia bermimpi kembali ke dalam lorong itu. Kali ini perjalanan lebih jauh, Haidar hingga melewati sebuah bak yang sangat panjang dengan air yang jernih sekali.
"Subhanallah, daerah apa ini ya? Tempat ini penuh dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata," kata Haidar dalam hati.

Melihat daerah itu, seketika Haidar ingin memasukinya, lalu ia melihat sosok lelaki yang dikellingi perempuan anggun dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat ia melihat wajah pria itu, ia keburu terbangun lagi dari tidurnya.
"Siapakah lelaki itu?" gumannya dalam hati.

Nampaknya mimpi itu telah terbawa hingga siang hari, Haidar merasa kagum. Beberapa hari kemudian, Haidar bermimpi lagi, dan mimpi yang sama terulang dan bahkan berlanjut.
Dia menyusuri lorong itu dan memasuki ruangan yang terbuat dari permata. Dan betapa terkejutnya Haidar, sebab dari belakang ada seorang pria yang menyapanya dengan bunyi akeras,
"Hai Haidar, kemarilah."
Haidar merasa tidak aneh dengan bunyi itu dan saat berbalik ke belakang, Haidar terkejut sebab lelaki itu yaitu sahabatnya, Tufail.

"Masya Allah Tufail, ternyata engkau bertambah muda dan tampan," kata Haidar dengan senang.
"Iya aku, sebab semenjak dulu saya suka dan tulus beramal dan memelihara anak yatim. Karena itulah Allah SWT mengganti makam ini menjadi istana dan beberapa bidadari anggun yang tak ternilai," nasehat Tufail kepada Haidar.

Namun belum sempat Haidar betanya hal lainnya, ia keburu terbangun lagi. Dan keesokan harinya Haidar sudah tidak mengalami mimpi itu lagi.
Karena diselimuti rasa ingin tau yang tinggi, Haidar mencoba mencari tahu sosok Tufail dengan mendatangi rumahnya.

Sesampainya di rumah Tufail, ia disambut oleh seorang perempuan yang tak lain yaitu istri Tufail. Di dalam rumah itu banyak sekali belum dewasa kecil dan Haidar pun menceritakan wacana mimpinya kepada istri Tufail.
Setelah menceritakan mimpinya, Haidar bertanya,
"Apa amalan Tufail selain bahagia bersedekah?" ytanya Haidar.

"Dia bahagia sekali memelihara anak yatim piatu. Rumah ini ia jadikan daerah tinggal orang-orang terlantar," kisah perempuan paroh baya itu.
Haidar semakin mengagumi sosok Tufail sebab ia tidak hanya bahagia bersedekah, namun ia juga populer ramah dan gemar memelihara anak yatim.

0 Response to "Makam Menjadi Istana"

Total Pageviews