Latest News

Misteri Daya Pengasih Keris Blarak Cineret

Semenjak keris itu ada di tanganku, gadis-gadis terus memburuku. Dan celakanya saya pun bergairah dengan mereka, hingga tanpa kusadari banyak gadis baik-baik yang menjadi korbanku. Bagaimana selesai kisahnya…?

Aku tidak pernah menyangka jikalau kejadian absurd ini akan terjadi menimpa diriku. Semuanya berawal dari keris lama berluk tujuh dengan motif daun kelapa (Blarak), yang ternyata memiliki kekuatan yang luar biasa. Keris yang tanpa sengaja kutemukan di maritim kidul, tepatnya di pantai Pandan Simo, ini ternyata bukanlah sembarang keris.

Mulanya, saya sedang menjalankan sebuah ritual hizbullatif selama tujuh hari hanya dengan hanya memakan nasi dan air putih. Pada hari terakhir saya menjalani ritual tersebut, saat saya keluar rumah, tanpa sengaja kulihat selarik sinar yang amat terang. Sinar biru itu menyala berpendar-pendar di bawah pokok pohon kelapa. Sinar itu berkilauan dari tanah, dan berpendar ke akar serabut. Nyalanya yang terang sungguh amat menakjubkan. Sinarnya berbaur jadi satu antara putih dan kebiruan.


Walau merasa aneh, namun hasilnya saya pikir itu kejadian yang masuk akal dan alamiah saja. Toh, akar pohon kelapa memang menyimpan fospor, yang tidak menutup kemungkinan saat terkena cahaya rembulan fospor tersebut sanggup menyimpan cahaya yang di terima dari sang rembulan untuk kemudian di pantulkan, sehingga akar-akar pohon kelapa tersebut bersinar putih kebiruan secara menakjubkan.
Akan tetapi sinar kebiruan yang terdapat di sekeliling akar pohon kelapa itu ternyata terus berpendar-pendar, bahkan terlihat saling berkejaran, menyerupai sedang menyelubugi mahluk hidup, atau mungkin juga sesuatu benda. Benarkah apa yang kulihat ini?


Saking tidak percayanya akan kejadian tersebut, kuputuskan untuk meamnggil Mas Andi, kakakku, untuk ikut menyaksikan cahaya absurd tersebut. Tapi sayangnya, saat Mas Andi gres melihatnya tiba-tiba terdengarnya sebuah ledakan keras. Bersamaan dengan itu cahaya kebiruan yang tadinya berpendar-pendar di bawah pohon kelapa tadi naik ke atas batang. Sekejap kemudian sinar itu melesat dengan kecepatan yang luar biasa, mengarah ke selatan.


Menyaksikan kecacatan ini, saya dan Mas Andi hanya terbengong-bengong dibuatnya. Memang gres kali itulah kita menyaksikan kejadian semacam itu.
“ Kira-kira tadi itu apa ya?” Tanya mas Andi yang memang awam dalam hal ilmu gaib
“Menurut perkiraanku itu pusaka, Mas!” Jawabku sekenanya Padahal saya hanya menduga-duga saja. Pasalnya, saya memang sering mendengar bahwa pusaka-pusaka sakti sering beterbangan ke sana-kemari jikalau malam hari, mencari daerah yang cocok dengan pancaran aura masing-masing. Mereka ada yang menyala kebiru-biruan, keputihan, kekuningan, kehijauan atau kemerahan, tergantung karaktar pusakanya.


Waktu pun terus berlalu. Aku tak lagi mengingat kejadian tersebut. Setahun kemudian semenjak kejadian tersebut, saya dan beberapa temanku berencana memancing di pantai maritim selatan. Kami menentukan pantai yang masih perawan. Artinya, pantai tersebut belum banyak dikunjungi orang. Ya, pantai tersebut berjulukan Pandan Simo.


Memancing di pantai memang tidak segampang memancing di sungai atau kolam. Kadang harus membutuhkan kejelian dan ketekunan yang lebih dari hanya sekedar memancing. Ombak kerap menggulung benang hingga benang jadi semrawut saling mengkait karuan. Belum lagi kita harus menghadapi udara yang hirau taacuh menggigit persendian
Hampir dari jam sembilan pagi hingga jam empat sore saya mencicipi kejenuhan. Pasalnya, tidak satu ekor ikanpun yang mau memakain umpan kailku. Berjam-jam saya hanya menikmati deburan ombak yang bergemuruh.


Memang, pantai selatan keangkerannya bukan hanya legenda. Di samping ombaknya ganas, juga memancarkan energi gaib yang sangat besar. Begitulah setidaknya kemudian terjadi menimpa diriku.
Ketika saya masih setia memancing sembari menikmati angin sore dan deburan ombak, tanpa saya sadari ada seorang cowok yang menghampiriku. Entah dari mana datangnya. Sepertinya cowok ini dengan begitu saja sudah bangun di sampingku.
“Assalamualaikum!” Sapanya.


Karena terkejut, saya tidak segera menjawabnya. Sejenak kuperhatikan tampanya. Dandanan cowok itu bukan menyerupai orang kebanyakan penduduk Pandan Simo. Dia berkemeja hijau dengan celana pangsi selutut berwarna hitam. Dan separuh celana tersebut di balut dengan sarung dengan motif kotak paduan biru dan putih. Sekilas menyerupai dandanan orang Sumatra.
“Waialakum salam!” Jawabku kemudian sambil terus memperhatikannya. Pemuda itu sangat kurus dengan kulit kuning bersih. Sementara matanya yang higienis memancarkan kejernihan hatinya. Rambutnya ikal panjang tergerai, berkibar-kibar di terpa angin.


“Mohon maaf, Anda ini siapa? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanyaku bertubi-tubi.
Yang ditanya tersenyum penuh makna. “Ini pusaka yang dulu kamu temui di bawah pohon kelapa yang tumbuh di sebelah timur dari rumah yang kamu diami. Tapi waktu itu belum berjodoh. Dan kini sudah waktunya kamu mendapatkan pusaka ini.” Kata cowok misterius itu kemudian.
Aku masih kebingungan alasannya yaitu orang tersebut sama sekali tidak pernah saya kenal sebelumnya. Aku juga ragu untuk mendapatkan pemberiannya.
“Terimalah! Ini sudah jadi hakmu!” Tandasnya.


Meski ragu, kuraih benda itu dari tangannya. Ternyata sebuah keris. Melihat dari bentuknya, keris tersebut terkesan biasa saja. Bahkan belum sanggup dikatakan keris alasannya yaitu tidak memiliki gagang dan sarung. Warnanya Putih kehitaman, menyerupai tidak terawat. Berluk lima dengan ornamen menyerupai pohon kelapa (Blarak). Bahannya terbuat dari baja putih.


Setelah kuterima, pusaka lama tersebut eksklusif kumasukkan ke dalam tas kecil yang kubawa. Si cowok membeberkan petunjuk singkat cara merawat keris pemberiannya.


Setelah menawarkan keris lama yang berjulukan Blarak Cineret itu, si cowok misterius tadi segera berbalik dan pergi meninggalkanku dengan tanpa berkata walau sepatah katapun. Tubuhnya menghilang saat sudah beberapa meter jauhnya dari tempatku memancing.
Aku sendiri masih heran dan bertanya-tanya siapakah bersama-sama cowok tersebut…?
***

Sebuah kelapa hijau sengaja kusediakan di kamarku. Ujung keris kemudian kucelupkan ke dalam airnya. Ya, memang begitulah petunjuk cowok misterius tersebut untuk menjaga karismanya. Setiap harinya saya bungkus keris tersebut dengan kain merah.


Meski terkesan barang rongsokan, namun entah kenapa saya suka sekali memperhatikan pusaka tersebut. Bahkan kadang hingga berjam-jam lamanya. Sepertinya, ada daya tarik tersendiri yang keluar dari bilah besinya. Dan anehnya lagi, semenjak saya memegang keris tersebut energiku menjadi bergairah. Aku menemukan semangat yang luar biasa di dalam menjalani hidup.


Namun celakanya, semenjak keris tersebut ada di tanganku, banyak perempuan yang tiba-tiba kesengsem padaku. Mereka rata-rata aktif dan bernafsu mendekatiku, meski mereka tergolong ada yang usianya lebih muda dariku. Cara perhatian mereka terhadapku berbeda-beda. Ada yang setiap hari menelponku dengan kata-kata manja dan mesra, ada yang setiap hari menyambangiku di kantor, ada juga yang pertanda perhatiannya dengan selalu mengirimi masakan dan banyak sekali hadiah. Aku sendiri tak habis pikir!


Sering gadis-gadis manis itu memenuhi meja kantorku hanya ingin melihatku saja. Sungguh sangat aneh! Bahkan mereka tidak perduli saat saya menganggap mereka semua sebagai pacarku.
Karena kesempatan ini, hampir setiap hari saya pergi dengan perempuan yang berbeda. Baik itu jalan-jalan, atau hanya sekedar bermalam di hotel.


Apakah karisma yang timbul di dalam tubuhku memang berasal dari keris lama yang selalu kusandingkan dengan kelapa hijau tersebut? Entahlah! Yang jelas, semenjak dikala itu saya tidak sanggup mengendalikan karakterku. Aku selalu bergairah dengan gadis-gadis manis yang memburuku. Hingga tanpa terasa saya telah melaksanakan banyak dosa. Seperti tidak paus-pausnya saya bermain perempuan. Celakanya gadis-gadis manis yang jadi korbanku yaitu gadis-gadis yang sesungguhnya baik.
Hampir empat tahun berlalu saya memegang benda lama yang sakti tersebut. Dan selama itu pula banyak gadis baik-baik yang saya sakiti dan kecewakan.


Untunglah hasilnya kesadaran itu tiba juga. Aku tak ingin terus larut dalam dosa. Kini saya tidak berani lagi mempermainkan gadis-gadis yang mendekatiku. Mereka semua malah kuanggap sebagai sahabat baik.
Akhirnya, keris Blarak Cineret itu kupinjamkan ke seorang teman. Katanya untuk menaikan aura perjuangan rumahmakannya. Anehnya, saat keris lama tersebut saya pinjamkan, malamnya saya bermimpi didatang seorang cowok yang ganteng dan gagah dengan pakaian menyerupai panglima perang. Dia mengaku berjulukan Panglima Ribosari, yang konon yaitu seorang panglima kepercayaan kanjeng maritim kidul yang di utus untuk turut menjaga area pantai selatan. Dia sangat murka alasannya yaitu saya telah meminjamkan wadagnya pada orang yang bukan jodohnya.


Paginya, sehabis mengalami mimpi tersebut, telpon genggamku berbunyi. Suara di seberang sana mengabarkan bahwa keris Blarak Cineret yang di pinjamnya dariku tiba-tiba raib entah kemana.
Mulanya saya bersedih dengan hilangnya keris lama tersebut. Tapi kemudian saya mengikhlaskanya. Mungkin saja keris tersebut telah kembali ke tempatnya, di pantai selatan. Dengan hilangnya keris tersebut jiwaku terasa lebih tenang, alasannya yaitu tidak akan dipengaruhi aura penarik lawan jenis lagi.
Kini saya telah beristri. Aku menjalani hidup berumahtangga dengan serasi dan bahagia. Sampai pada suatu dikala saya terkejut saat isteriku menemukan kain warna merah yang membungkus sebuah benda. Kain merah tersebut diserahkannya padaku. 


Aku berdebar-debar menerimanya, alasannya yaitu saya tahu persis kain merah yang membungkus sebuah benda tersebut sudah sangat saya kenal. Yang saya sangat heran kain merah tersebut tiba-tiba ditemukan istriku. Katanya ada di atas lemari. Itu mustahil alasannya yaitu kain merah yang membungkus sebuah benda tersebut telah hilang dua tahun yang lalu, saat di pinjam temanku yang membuka perjuangan rumah makan. Bagaimana mungkin kain merah berisi Keris Blarak Cineret itu sanggup kembali?

Dengan hati yang berdebar-debar saya mengamati kain merah yang membungkus sebuah benda tersebut. Aku timang-timang dan berpikir beberapa kali untuk membukanya. Aku menyadari bahwa kini saya telah memiliki istri. Akankah dengan kembalinya kain merah yang membungkus sebuah benda tersebut saya kembali akan bertualang dengan dunia para gadis yang nantinya membawa kesesatan bagiku? Dengan dada yang masih berdegup kencang hasilnya saya beranikan diri untuk membuka kain merah yang membungkus sebuah benda tersebut. Dan dadaku semakin berdegup kencang manakala benda yang terbungkus kain merah tersebut ternyata benar yaitu Keris Blarak Cineret!
Petualangan apalagi yang menghadangku di hari esok? Entahlah, yang terang supaya Tuhan melindungi dan menguatkan imanku.

0 Response to "Misteri Daya Pengasih Keris Blarak Cineret"

Total Pageviews